Home » » PERNAH MATI SURI, KINI MENJADI FAVORIT

PERNAH MATI SURI, KINI MENJADI FAVORIT

Written By LPM Industria on Rabu, 18 Februari 2015 | 12.30


Ramainya suasana pengunjung pasar santa. (Sumber: Thejakartapost)

Kini pasar tidak selalu terkesan becek, kotor dan kumuh. Program revitalisasi pasar tradisional mulai menunjukkan hasil. Salah satunya adalah Pasar Santa. Namun siapa kira, pasar yang kini menjadi destinasi berkumpul, ternyata pernah mengalami mati suri selama tujuh tahun. Hingga saat ini, Pasar Santa mampu memperlihatkan eksistensinya sebagai tempat favorit, khususnya di kalangan muda.

Selama tujuh tahun lamanya, Pasar Santa seolah tak berpenghuni. Kini dengan mengusung konsep baru, Pasar Santa mampu berevolusi hingga menjadi salah satu tempat yang diminati pengunjung. Pasar yang berlokasi di Jalan Cipaku I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini memiliki tiga lantai, yakni basement, lantai dasar, dan lantai 1. Basement dan lantai dasar memiliki konsep seperti pada pasar tradisional umumnya. Akan tetapi, di lantai 1 kita akan melihat banyak kios yang memang sengaja dibuat untuk tempat berkumpul kawula muda.
Saat Pasar Santa masih dalam keadaan mati suri, di pasar ini hanya terdapat 312 kios yang aktif berjualan. Hal tersebut diakui oleh Bambang Sugiarto, Kepala Pasar Santa, “Tahun 2007 hingga 2014 pasar ini mati suri. Karena saat saya bekerja disini tahun 2012, dari total 1.151 kios yang tersedia, hanya ada 312 kios yang buka.” Melihat kondisi tersebut, Bambang Sugiarto memiliki inisiatif untuk membuat Pasar Santa dapat bangkit. Akhirnya ia pun mendapat respon baik dari berbagai komunitas, seperti komunitas kopi, komunitas kuliner, dan lainnya.
Meski telah masuknya berbagai komunitas, tak langsung membuat Pasar Santa menjadi terkenal. Diperlukan kerja keras dan kerjasama antar penyelenggara dan semua anggota pasar. “Setiap komunitas mempunyai pangsanya masing-masing. Mereka menginformasikan melalui sosial media, sehingga banyak yang tahu. Lalu terus ditopang lagi dengan semua media,” ujar Bambang. Akhirnya di tahun 2013, Pasar Santa mengalami kenaikan karena masuknya komunitas alat tulis kantor dan komunitas penjahit. Baru pada tahun 2014 menjadi booming karena masuknya komunitas ekonomi kreatif yang terdiri dari beberapa komunitas. Selain itu, Pasar Santa juga dikelola oleh developer Inter Wahana Nuansa (IWN).
Tempatnya bagus, bagian bawah digunakan sebagai pasar, sedangkan bagian atas untuk hangout jadi kaya multifungsi,” ujar Raka selaku pengunjung Pasar Santa. Selain berfungsi sebagai pasar tradisional dan tempat hangout, Pasar Santa juga memiliki peluang bisnis yang menjanjikan, terbukti dari penuhnya stand yang ada. Pasar Santa buka setiap hari. Namun masih terdapat beberapa kios yang tutup pada hari Senin dan Selasa, dikarenakan jumlah pengunjung lebih sedikit dibanding weekend.
Mengingat zaman sekarang masyarakat lebih memilih untuk pergi ke mall dibanding ke pasar tradisional, tak lantas membuat Pasar Santa kehilangan peminatnya. Pada akhir pekan, pasar ini akan sangat ramai dari hari biasanya. “Yang pasti opini masyarakat selama ini. Kita mau mindset opini mereka bahwa pasar tradisional pun layak untuk dikunjungi,” ujar Bambang.
                                                                                                                        Anisa Fridhea
Share this article :
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Modifikasi Oleh Tri Andriano
Copyright © 2013. LPM Industria Official Website - All Rights Reserved

Dipersembahkan Untuk Lembaga Pers Mahasiswa Industria