![]() |
Ramainya suasana pengunjung pasar santa. (Sumber: Thejakartapost) |
Kini pasar
tidak selalu terkesan becek, kotor dan kumuh. Program revitalisasi pasar
tradisional mulai menunjukkan hasil. Salah satunya adalah Pasar Santa. Namun
siapa kira, pasar yang kini menjadi destinasi berkumpul, ternyata pernah
mengalami mati suri selama tujuh tahun. Hingga saat ini, Pasar Santa mampu
memperlihatkan eksistensinya sebagai tempat favorit, khususnya di kalangan
muda.
Selama tujuh tahun lamanya, Pasar Santa seolah tak berpenghuni. Kini dengan mengusung
konsep baru, Pasar Santa mampu berevolusi hingga menjadi salah satu tempat yang diminati pengunjung. Pasar yang berlokasi di Jalan Cipaku
I, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan
ini memiliki tiga
lantai, yakni basement, lantai dasar,
dan lantai 1. Basement dan lantai
dasar memiliki konsep seperti pada pasar tradisional umumnya. Akan tetapi, di lantai 1 kita akan
melihat banyak kios yang memang sengaja dibuat untuk tempat
berkumpul kawula
muda.
Saat Pasar Santa masih dalam keadaan mati suri,
di pasar ini hanya terdapat 312 kios yang aktif berjualan. Hal tersebut diakui
oleh Bambang Sugiarto, Kepala Pasar Santa, “Tahun 2007 hingga 2014 pasar ini mati suri. Karena saat saya
bekerja disini tahun 2012, dari total 1.151 kios yang tersedia, hanya ada 312 kios yang buka.”
Melihat kondisi tersebut, Bambang Sugiarto memiliki inisiatif untuk membuat
Pasar Santa dapat bangkit. Akhirnya ia pun mendapat respon baik dari berbagai
komunitas, seperti komunitas kopi, komunitas kuliner, dan lainnya.
Meski telah masuknya berbagai komunitas, tak langsung membuat
Pasar Santa menjadi terkenal. Diperlukan kerja keras dan kerjasama antar
penyelenggara dan semua anggota pasar. “Setiap komunitas mempunyai pangsanya
masing-masing. Mereka menginformasikan melalui sosial media, sehingga banyak yang tahu. Lalu terus ditopang lagi dengan semua
media,” ujar Bambang.
Akhirnya di tahun 2013, Pasar Santa mengalami kenaikan karena masuknya komunitas alat tulis kantor dan
komunitas penjahit. Baru pada tahun 2014 menjadi booming karena masuknya komunitas ekonomi kreatif yang terdiri dari beberapa
komunitas. Selain itu, Pasar Santa juga dikelola oleh developer Inter Wahana Nuansa (IWN).
“Tempatnya bagus, bagian bawah digunakan sebagai pasar, sedangkan
bagian atas untuk hangout jadi kaya multifungsi,” ujar Raka selaku pengunjung
Pasar Santa. Selain berfungsi sebagai pasar tradisional dan tempat hangout, Pasar Santa juga memiliki
peluang bisnis yang menjanjikan, terbukti dari penuhnya stand yang ada. Pasar Santa buka setiap hari. Namun masih terdapat
beberapa kios yang tutup pada hari Senin dan Selasa, dikarenakan jumlah
pengunjung lebih sedikit dibanding weekend.
Mengingat zaman sekarang masyarakat lebih memilih untuk pergi
ke mall dibanding ke pasar
tradisional, tak lantas membuat Pasar Santa kehilangan peminatnya. Pada akhir
pekan, pasar ini akan sangat ramai dari hari biasanya. “Yang pasti opini
masyarakat selama ini. Kita mau mindset
opini mereka bahwa pasar tradisional pun layak untuk dikunjungi,” ujar Bambang.
Anisa Fridhea