Semakin berkembangnya zaman dan semakin banyaknya budaya asing yang masuk yang bercampur dengan budaya tradisional ternyata cukup berpengaruh bagi kebudayaan tradisional tersebut. Maka dari itu pada akhirnya banyak budaya yang harus dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman agar dapat terus bertahan dan tidak tenggelam
Wayang merupakan salah satu dari kesenian asli Indonesia. Wayang memiliki banyak definisi yang berbeda-beda. Tapi umumnya wayang merupakan suatu permainan bayang-bayang. Wayang memiliki peran yang sangat penting dalam suatu penyebaran agama,
seperti yang digunakan oleh Sunan Kalijaga sebagai penyebar agama islam. Awalnya wayang adalah suatu bentuk pemujaan pada roh leluhur dan digunakan dalam berbagai macam ritual. Namun semakin berkembangnya zaman, wayang pun digunakan di
berbagai agama sebagai salah satu jalan untuk menyiarkan ajaran tertentu.
Saat ini, eksistensi wayang pada kalangan anak muda dapat dikatakan kurang. Beberapa contoh dari berkurangnya eksistensi wayang saat ini adalah anggapan bahwa wayang itu sudah ketinggalan zaman. “wayang kurang eksis karena wayang dianggap jadul.” Ujar Haris Muhtaris, mahasiswa Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta. Atau bias juga dikarenakan saat ini kesenian wayang jarang dipentaskan. “Eksistensi wayang saat ini dapat dikatakan sangat jauh dari kata eksis, karena jarangnya pertunjukan wayang yang digelar saat ini.” Ujar Firmansyah, mahasiswa Teknik Kimia Industri, Sekolah Tinggi Manajemen Industri.
Ataupun dapat disebabkan karena pengaruh budaya barat.
“wayang sendiri jika diluar negeri sangat terkenal, tetapi tidak bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Mungkin itu disebabkan karena budaya luar yang justru sangat kuat mengakar pada anak negeri.” Ujar Elina prilia, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris,
Universitas Indraprasta PGRI.
Tetapi tidak semua orang setuju bahwa eksistensi wayang saat ini berkurang,
contohnya Ki Nanang Hape
yang merupakan seorang dalang sekaligus seorang penggagas wayang urban. “kalo dianggap eksistensi wayang saat ini berkurang itu justru salah. Mungkin dibeberapa daerah, wayang itu tidak populer, tidak berkembang. Tapi dibeberapa daerah lain dimana wayang itu berkembang, eksistensi wayang justru sangat besar.” Ujar beliau.
Tanpa kita sadari wayang saat ini telah beradaptasi dengan zaman dan kebutuhan masyarakatnya. Seperti dengan adanya wayang urban dan wayang mifasol. Wayang urban adalah wayang yang lakonnya masih menggunakan cerita klasik dari wayang, tetapi menggunakan bahasa Indonesia dan diselingi dengan beberapa musikalisasi puisi sesuai cerita dengan beragam gendre musik. Sedangkan wayang mifasol lebih sederhana lagi, disini dalang hanya seperti mendongeng dan lebih banyak menyisipkan lagu-lagu dengan bermacam gendre.
Namun walaupun wayang sudah bertransformasi mengikuti zaman, banyak anak muda sekarang justru tidak mengetahui tentang adanya tranformasi tersebut. Seperti tentang adanya wayang urban, dari 5 orang sampel dari berbagai jurusan dan universitas yang ada di daerah Jakarta dan sekitarnya, tidak ada satu pun dari mereka yang mengetahui tentang adanya wayang
modern seperti wayang urban. Ini sungguh sangat disayangkan karena walaupun wayang telah beradaptasi sesuai kebutuhan masyarakat saat ini, tapi dari masyarakatnya sendiri tidak peduli justru hanya akan sia-sia.
Ini mungkin terjadi karena anak muda tidak pernah menonton pertunjukan wayang sama sekali. Karena agar
seseorang dapat tertarik pada suatu hal adalah dengan melihatnya. “pesan saya bagi anak muda adalah sisihkanlah waktu kalian untuk menonton pertunjukan wayang. Karena kalau belum ada pengalaman nonton juga susah. Mungkin dengan dengar dalang nembang dapat menemukan suasana baru, disitu justru daya tariknya. Walaupun dia tidak mengerti bahasanya itu hal belakangan. Yang penting nonton aja dulu.” Tambah Ki Nanang saat ditanya mengenai pesannya bagi anak muda saat ini.
Endah Widiastutik