Home » » MENGENANG MASA KANAK-KANAK DI MUSEUM LAYANG-LAYANG

MENGENANG MASA KANAK-KANAK DI MUSEUM LAYANG-LAYANG

Written By LPM Industria on Senin, 02 Februari 2015 | 13.00

 
Memutar kembali memori di masa kanak-kanak, saat bermain layang-layang. Tak hanya anak-anak yang gemar bermain layang-layang, orang dewasa pun gemar memainkannya. Seperti itu yang dirasakan ketika berada di Museum Layang-Layang. Membangkitkan memori indah tentang layang-layang. Permainan tradisional yang kini sudah jarang terdengar lagi gaungnya.

Suasana di dalam musem layang-layang (Sunber: jakarta.panduanwisata)

Kecintaannya terhadap dunia layang-layang yang begitu besar, mengantarkan seorang pakar kecantikan, yaitu Endang Ernawati untuk membuat sebuah Museum Layang-Layang.  Beliau menyediakan wadah untuk menyimpan semua hasil koleksi layang-layang yang dimilikinya. Endang Ernawati mulai mewujudkan mimpinya dengan membuka sebuah galeri bernama Merindo Kites and Gallery, lalu mengikuti berbagai festival layang-layang di nusantara hingga mancanegara dan pada Maret 2003, Endang membangun sebuah Museum Layang-Layang Indonesia yang berlokasi di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Di dalam Museum Layang-layang Indonesia terdapat berbagai koleksi layang-layang yang berasal dari berbagai wilayah di nusantara hingga mancanegara. Terdapat kurang lebih 500 jenis layang-layang, mulai dari layang-layang miniatur yang berasal dari Cina, hingga layang-layang berukuran raksasa, yaitu Megaray. “Ada banyak jenis layang-layang disini, tetapi tidak di pamerkan semuanya, agar tidak cepat rusak dan pudar warnanya,” ujar Budi Setiawan selaku pemandu Museum Layang-layang Indonesia. Selain dipamerkan di museum ini, layang-layang juga dapat di sewa untuk berbagai acara ataupun festival layang-layang. Mayoritas layang-layang di museum ini merupakan layang-layang yang berasal dari Asia Tenggara, namun ada juga layang-layang dari negara lain, seperti Jepang, Korea, Cina, Turki, Belanda dan negara lainnya.
            Selain menampilkan koleksi layang-layang, pengunjung juga dapat belajar membuat keramik, batik, wayang, lampion dan  hasilnya pun bisa dibawa pulang sebagai buah tangan dari museum ini. Pengunjung yang datang ke museum ini biasanya pelajar-pelajar yang ingin mengetahui tentang berbagai jenis kerajinan tangan. “Mereka kesini biasanya rombongan dari sekolah-sekolah dan semuanya tertarik pada layang-layang dan kerajinan tangan lainnya,” lanjut Budi Setiawan.
            Melalui museum ini, memori di masa kanak-kanak seperti terulang kembali. Dengan didirikannya museum ini tentunya diharapkan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat agar generasi penerus bangsa dapat mengetahui dan melestarikan permainan tradisional.
Tri Astuti

Share this article :
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Modifikasi Oleh Tri Andriano
Copyright © 2013. LPM Industria Official Website - All Rights Reserved

Dipersembahkan Untuk Lembaga Pers Mahasiswa Industria