“Sebuah kutipan dari Indian provert, bahwa ketika ikan terakhir sudah di tangkap, ketika pohon terakhir sudah di tebang dan sungai terakhir sudah tercemar, maka manusia akan sadar bahwa mereka tidak bisa makan uang”.
Tepatnya pada 2011 silam, Kesemat Mangrove Volunteer (Kemangteer) Jakarta berdiri atas gagasan Ilham Dewantoro seorang aktivis mahasiswa jurusan psikologi yang juga sebagai ketua dari komunitas
tersebut.“Saya tertarik dengan mangrove, karena di Jakarta
belum ada aktivis mangrove yang aware terhadap pentingnya menanam mangrove, padahal Jakarta
sering dilanda rob,” tutur Ilham Dewantoro selaku founder Kemangteer Jakarta. Lalu pada maret 2012, Kemangteer JKT membuka perekrutan relawan yang berjumlah 24 anggota. Memiliki lima divisi, yakni divisi pendidikan dan penelitian,
kordinator lapangan,
dokumentasi, web design dan humas.
![]() |
kegiatan komunitas kemengteer JKT |
Semenjak awal berdiri, Kemangteer JKT sudah banyak melakukan penanaman mangrove massal di berbagai tempat, yakni di Pantai Indah Kapuk dan Eco wisata tol. Sebanyak 500 pohon mangrove ditanam oleh siswa Jakarta Islamic
School Condet di Sedyatmo, sebagai kawasan konservasi mangrove Jakarta. Selanjutnya,
pada bulan Oktober silam Kemangteer JKT ikut berpartisipasi dalam
acara Sosial Media Festival, dengan membuka booth yang diisi dengan barang-barang mengenai pelestarian mangrove. “Buah dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, selain itu tanaman ini dapat dimanfaatkan menjadi pewarna alami batik bakau,” ungkap Ilham.
Pada acara ini Kemangteer JKT juga bekerja sama dengan fool of duddle art, yaitu gambar visual yang kemudian dipajang di booth sebagai bentuk dari kampanye pelestarian mangrove. Selain itu, Kemangteer JKT juga turut berpartisipasi pada kegiatan Indonesia Diet Kantong Plastik saat car free day di bundaran HI lalu. “Saat itu kami membuat gambar di atas bag dengan tema mangrove,” tutur Ilham.
Kemangteer JKT lebih memanfaatkan media sosial twitter sebagai kampanye pelestarian mangrove, karena informasi akan lebih cepat
tersampaikan kepada pembaca. Jika pelestarian
mangrove diabaikan maka akan berakibat abrasi. Pegiat mangrove ini mengungkapkan harapannya, “Agar
anak muda aware akan pentingnya mangrove, setelah itu maka akan timbul kesadaran dalam melestarikan mangrove. Diharapkan untuk kedepannya DKI Jakarta pada kepemimpinan Jokowi-Ahok menggalakan program pelestarian mangrove".
Salam
Mangroveer!
(Lpm Industria Nathasi Fadhlin)